Bingung mau kemana arah jiwa ini mau dibentuk. Satu yang pasti pembentukkan keperibadian atau jiwa tersebut tidak lepas dari proses peniruan atau mimikri dari karakter orang yang kita kagumi atau jumpai.
Satu hal yang sulit adalah menemukan karakter kita, berbeda dengan membentuk menurut saya. Membentuk lebih mengacu kepada kepribadian kita yang sudah ada yang kita kikis sehingga menjadi keperibadian kita yang utuh.
Saya lebih menyukai istilah menemukan jiwa, sebagaimana jiwa-jiwa itu terbiasa dengan perilaku yang baik, melihat keindahan dan segala bentuk dari sisi sang Pencipta-nya. Sesuai kodrat dari manusia menyukai kebaikan. Sering kali kita tersesat kepada nafsu atau penyakit hati kita yang menggelapkan mata hati kita. Ia mengotori setiap sudut membutakan kita dari apa yang disebut kebenaran sejati, kebenaran mutlak, dan hakiki.
Mungkin yang saya takutkan adalah bentuk peniruan yang bisa menghilangkan karakter atau jiwa asli kita dan terkekang pada sebuah jeruji. Membuat setiap kali menghampiri dan mengembangkan sayap-sayap kita untuk menjemput jiwa yang sesungguhnya akan terantuk dan terbentur oleh kerasnya bentuk keperibadian yg kita paksakan kepada jiwa kita yang bebas.
Seseorang takkan bisa melampaui orang yang ditirunya, seorang pengikut takkan bisa memimpin dan berada di depan. Setiap Orang akan menemukan jiwa asli nya dengan tempat serta peran yang sesuai yang bisa ia gunakan untuk memaksimalkan potensi nya. Seekor Singa takkan mungkin menjadi raja ditengah lautan.
Jiwa yang menunggu ditemukan,
Tempat yang menunggu untuk dipijaki, dan
Peran yang menunggu untuk dimainkan,
No comments:
Post a Comment