Saturday, December 14, 2013

"Boleh Berbohong tapi Jangan Pernah Salah" (bagian 2)

Di bagian pertama bisa disimpulkan bahwa kebohongan dengan sendirinya menimbulkan keraguan, dan keraguan itu adalah keinginan untuk mengenal kebenaran.

Jadi teringat seorang anak yang mulai ragu terhadap patung sesembahan yang ayah, keluarga, dan masyarakat tempat tinggalnya yang mereka anggap sebagai "TUHAN". Kemudian anak tersebut mulai mencari apa yang disebut dengan Tuhan, ia pergi melihat matahari dan mempertanyakan juga meragukan apakah ini yang disebut Tuhan. Matahari terbenam ketika senja menghilang, ia menyimpulkan bahwa Matahari bukanlah Tuhan karena Tuhan itu selalu ada. Malam datang kemudian munculah bulan purnama, ia bertanya-tanya apakah ini adalah Tuhan karena ia menerangi malam yang gelap ini dengan cahayanya namun jawabannya adalah bukan karena ketika malam berganti pagi, bulan pun memudar dan menghilang digantikan matahari pagi.
Singkat cerita anak tersebut dikenal dengan nama Ibrahim atau Abraham yang kemudian menghancurkan patung sembahan di kuil pemujaan dan menyisakan satu. Lalu ia menggantungkan kapak besar di patung yang paling besar di dalam kuil tersebut. Ketika ayahnya yang seorang pembuat patung tersebut bertanya siapa yang menghancurkan "Tuhan-tuhan" kami?
Menurutmu apa yang dilakukan ibrahim?
Apakah Ibrahim harus berterus terang dan jujur lalu menyatakan bahwa dia yang bertanggung jawab atas penghancuran "Tuhan-tuhan" mereka?
Untuk menjawab pertanyaan ayahnya, ibrahim kecil memiliki 3 pilihan antara: KEJUJURAN, KEBOHONGAN, KERAGUAN

KEJUJURAN = Ya, aku yang menghancurkan semua patung dan menggantungkan kapak yang kugunakan di sana karena semuanya adalah "TUHAN" palsu
KEBOHONGAN = Bukan aku yang menghancurkan tapi "Tuhan" yang besar itu marah dan menghancurkan "Tuhan" kecil lainnya.
KERAGUAN = Tanyakan sendiri kepada "Tuhan" yang besar disana, Ayah.

Apa yang dipilih ibrahim bukan KEJUJURAN yang lebih mirip tindakan bunuh diri, dan bukan juga KEBOHONGAN karena akal tidak akan mengetahui kebenaran jika dicampuri dengan kepalsuan.

Apa yang dipilih ibrahim adalah KERAGUAN wilayah abu-abu,wilayah PERTANYAAN dimana kita tidak bisa menentukan dengan pasti yang mana yang disebut dengan KEBENARAN dan KEBOHONGAN. Wilayah dimana kita meragukan, mencari tahu, meragukan sebuah kepastian, dan ketika keluar kita membawa kepastian-kepastian yang tergolong menjadi 2  yaitu BENAR dan SALAH. Dua hal ini yang kita bawa dari "alam" Keraguan kita

Si Ayah menjawab secara tidak sadar,"Mana mungkin patung itu bisa menjawab"
Ibrahim menawarkan keraguan kepada ayahnya dan si ayah dapat melihat kebenaran yaitu "Tuhan yang tidak bisu" "Patung yang tidak berdaya disebut Tuhan"


Panjang lebar bercerita tentang keraguan.
Saya mulai jadi ragu karena penjelasannya sebenarnya bisa singkat.
Kembali ke topik utama
Ilmuwan itu boleh berbohong tapi jangan pernah salah. dibandingkan dengan
Ilmuwan itu boleh salah tapi tidak boleh berbohong.

Ketika ilmuwan dituntut tidak pernah salah maka ia akan lebih mencermati, lebih memperhatikan terjadi dan apa yang menjadi fakta dan kebenaran. Ketika ia diharapkan selalu benar ia diperbolehkan bukan diharuskan tapi diizinkan untuk berbohong ketika fakta atau kebenaran yang ia temukan hanya membawa malapetaka. Keputusan benar itu bisa saja lewat kebohongan dan keputusan salah itu juga bisa lewat kejujuran.

Pada pembandingnya "ilmuwan itu boleh salah tapi tidak boleh berbohong", ketika terdengar kata "boleh" berarti diizinkan atau dimaafkan. Ilmuwan seperti ini hanya mencari kebenaran dan fakta tanpa harus takut salah asal saja ia tidak berbohong. Ilmuwan yang boleh salah itu bisa saja melepaskan tanggung jawab atau fakta yang dia temukan, dan dia tidak diperbolehkan berbohong bisa menjadikan dia sembarangan membeberkan fakta yang bisa saja kebenaran belakangan diragukan atau bahkan bisa membahayakan orang lain dan tetap masih dimaafkan selama ia tidak berbohong. Sehingga bisa artikan "Jujur bisa membawa Kesalahan"

Lebih jelasnya contoh kasus.
2 orang ilmuwan berbeda, di tempat berbeda dan negara berbeda pada bulan yang sama menemukan "bakteri yang dapat menguraikan makhluk hidup" yang ketika dicoba dengan hewan, hewan tersebut mati dalam hitungan menit dengan kaki, tangan, dan organ dalam yang membusuk. Bakteri ini bisa saja digunakan untuk menjadi senjata biologis.

2 orang ilmuwan ini memiliki prinsip sebagai berikut:
X adalah "Ilmuwan itu boleh berbohong tapi jangan pernah salah."
Y adalah "Ilmuwan itu boleh salah tapi tidak boleh berbohong."

Seminggu kemudian kedua ilmuwan ini didatangi oleh orang dari kementrian pertahanan dari negaranya masing-masing. Orang dari Menhan tersebut menanyakan hal yang sama pada kedua ilmuwan tersebut.

"Apakah percobaan bakteri pengurai tersebut berhasil dan data-datanya apakah lengkap?"

ILMUWAN Y
Kita mulai dengan ilmuwan Y yang boleh salah tapi tidak boleh berbohong. Karena prinsipnya kejujuran adalah nomor 1 maka ilmuwan Y menjawab, "Ya percobaannya sukses dan datanya hampir lengkap". Ilmuwan Y menyadari bahwa bakteri tersebut bisa digunakan untuk perang dan menambahkan, "Tapi saya tidak mengizinkan penemuan saya digunakan untuk senjata"
Coba tebak apa yang terjadi?
Orang dari "pemerintah" tersebut menyerah dan pulang dan seminggu kemudian mengajak si Ilmuwan itu tentang penemuan yang lainnya di restoran yang sedikit jauh dari rumah dan laboratorium si ilmuwan.
Ilmuwan Y tersebut meninggal di restoran tempat perjanjian mereka dan 2 hari kemudian rumah dan peralatan penelitiannya diangkut "pemerintah".
Begitu disayangkan Ilmuwan Y meninggal "tiba-tiba" dan penemuannya "dirawat" oleh negara.

Sekarang kita beralih kepada ilmuwan berikutnya

ILMUWAN X
Ilmuwan ini mendapat pertanyaan yang sama dengan ilmuwan Y dan menjawab, "Wah, sayang sekali percobaan ini sudah saya jalankan selama 10 tahun tapi hanya mungkin 'agak' mustahil mana anak saya akan masuk kuliah jadi lagi butuh duit banyak mungkin bapak-bapak ini bisa membantu penelitian saya". Ilmuwan X menambahkan "Mungkin pemerintah mau mengganti dan menanggarkan biaya penelitian pribadi saya, mungkin beberapa tahun lagi ada hasilnya paling tidak sampai anak saya selesai dengan kuliahnya anggap saja harga karena mengabdi untuk negara"
Orang dari "pemerintah" tersebut hanya menanggap ilmuwan ini mencari keuntungan pribadi atas penemuan gagalnya dengan dalih pengabdian kepada negara.
Karena kebohongan ilmuwan X penemuannya tidak disalahgunakan untuk dijadikan senjata, tapi apakah keputusannya benar dan tepat walaupun dengan cara kebohongan?
Menurut pandangan Ilmuwan X, Tindakannya Apa yang ia temukan adalah KEBENARAN yang harus dipertanggung jawabkan tidak boleh disalahgunakan apa bila disalah gunakan maka ia HARUS BERBOHONG karena ILMUWAN itu JANGAN PERNAH SALAH mengambil keputusan.

Selesai




No comments:

Post a Comment