Thursday, August 18, 2011

Memutar Roda Ekonomi

Pernah ketika saya menonton film Zeitgets 2011 ada hal yang menarik yang di kutip dalam film nya, "Dahulu manusia berjuang dari kerasnya alam dan sekarang berjuang dari Kebudayaan"

Memutar Roda Ekonomi:
ada hal yang menarik di film tersebut, pendapatan perkapita suatu negara bisa ditingkatkan dengan mendorong kebudayaan, lifestyle sehingga mengikuti tren atau gaya yang sedang populer dimasa sekarang. Satu contoh, media yang populer yang menjangkau setiap keluarga dan rumah ke rumah dan menjadi satu kebutuhan pokok di daerah perkotaan. Media itu disebut TV atau Televisi, media ini adalah jalan mempengaruhi pola pikir orang, mengendalikan asumsi kita dan persepsi kita pada suatu hal. Ketika TV berkata, "Inilah yang terbaik", hampir sebagian besar orang mengiyakan dan mengikutinya. Mirip sebagai dajjal dalam kepercayaan dan keyakinan Islam yang datang pada akhir zaman untuk menyesatkan manusia. Ketika TV mengatakan bahwa produk ini adalah produk unggulan maka penonton akan setuju dan membeli produk yang dikatakan oleh media ini.
Memang ada baiknya jika membiarkan hal ini terjadi, bisa dikatakan untuk menggerakkan roda ekonomi. Ketika uang itu berhenti bergerak atau diam dia hanya menyimpan suatu kemampuan atau potensi yang akan tetap menjadi potensi tetapi lain halnya jika uang tersebut dihabiskan atau diputar dalam sebuah sistem  maka akan terlihat seberapa besar nilai dari kertas yang kita simpan.

Ada baiknya kita merenungkan perkataan presiden BJ Habibie yang mengatakan bahwa biarpun harga-harga naik yang penting rakyat mampu membeli. Saya sependapat dengan perkataan beliau. Kita ambil perbandingan nya yang saya ambil dari sumber


Biasanya anak-anak kecil muda yang seperti ini. Fenomena iPod dan alat musik digital memang sepertinya sudah menjadi hal yang biasa. Harga sebuah iPod shuffle 1 GB yang saya tahu dari teman saya (karena dia baru saja beli) adalah sekitar 7800 yen. Sedangkan harga makanan sederhana (bento) yang sering ditemui di beberapa konbini adalah sekitar 300-500 yen (mari kita ambil tengah2 saja, 400 yen). Perbandingan antara harga makanan dengan iPod bisa dihitung yaitu sekitar 1:20 (mendekati).
Sedangkan di Indonesia, harga iPod shuffle 1 GB adalah sekitar $ 85 (berdasarkan situs http://bhinneka.com ). Dengan nilai tukar dolar sebesar Rp 9100,00 per 1 dolar, harga iPod shuffle 1GB berarti sekitar Rp 773.500,00 . Sedangkan, ambil saja biaya makan sekali di Indonesia sekitar 4000-5000 rupiah. Rasionya berarti sekitar 1:170 an.


Jadi, tidak heran orang Jepang banyak menggunakan alat musik digital macam iPod shuffle Untuk membeli iPod itu, seorang mahasiswa di Jepang mungkin cukup gak makan 20 kali, kalo diitung sekali sehari, maka cukup menunggu 20 hari udah bisa beli tuh iPod Shuffle. Tapi kalo mahasiswa ITB Indonesia, harus menunggu 170 hari, atau mendekati setengah tahun.





 Unik kan? Perbandingannya 20:170 atau 1:8,5


Biar harga mahal yang penting rakyat sanggup membelinya.

No comments:

Post a Comment